Sabtu, 07 Juni 2014

Hitam? Masalah?

Hitam? Masalah ?



Sebenarnya tidak ingin saya mengangkat tema ini. Tapi ya bagaimana lagi, saya sudah bosan mendengar orang-orang yang lebih memuji, lebih mengangkat, lebih senang mereka-meraka yang berkulit putih. Iya memang cantik kulit putih itu, apalagi kalau mulus dan bersih terawat, tapi apa iya menilai dari segi itu saja cukup, tidak! Apa gunanya luarnya putih tapi dalamnya busuk. Apa iya sudi memakan lobak yang dalamnya sudah busuk? Bukankan lebih baik hitam tapi dalamnya bersih? Ingat filosofi buah manggis? Luarnya saja hitam dalamnya putih toh dan buah manggis itu jujur, apa yang ia perlihatkan di luar sama dengan kenyataan didalamnya. Banyaknya sisir di bawah cangkangnya sama dengan banyaknya daging buah didalamnya. Jadi berhentilah menilai orang dari covernya saja. Apa tidak ingat, bukankah bilal juga hitam dan masuk surga?

Oke, kalau bicara surga memang terlalu jauh, saya emosi sebenarnya kalau masih ada orang yang berkomentar ih hitam yah..bla...bla..bla. Memang bisa membuat yang putih, hitam juga ciptaan Allah, dan Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuknya, dengan sesempurnanya, lalu bisa apa kita hingga jago betul mencela. Pikir lagi, termasuk saya sendiri.

Satu lagi, sebagai manusia perempuan yang berkulit gelap, saya tidak suka kalau ada yang seolah memberikan toleransi boleh warna kulit gelap kalau laki-laki. “gpp hitam juga , laki-laki ini” begitu kira-kira. Maknanya apa? Yang wajar kulit gelap Cuma laki-laki, wanita harus punya kulit putih bersinar, begitu? Tidak ada keharusan seperti itu, justru sebaliknya, keberagaman membuat setiap orang bisa dengan mudah saling mengenal satu sama lain. Bisa dibayangkan mungkin kalau setiap wanita punya kulit putih porcelen? Tidak ada keberagaman, tidak ada identitas diri. Jadi berhentilah membedakan orang berdasarkan warna kulitnya, sudah ga jaman apartheid seperti itu, ok ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar